INOVASI PENYEDIAAN LISTRIK DI PULAU TERISOLASI MENGGUNAKAN PEMBANGKIT LISTRIK HIBRID

Abstrak

Masyarakat Pulau Medang dan Pulau Moyo sudah menikmati listrik dengan adanya
PLTD di masing-masing sistem isolated Medang, Sebotok dan Labuan Aji, namun belum secara 24 jam dikarenakan sulitnya akses transportasi bahan bakar minyak ke lokasi. Selain itu, berdasarkan data NASA, Pulau Moyo dan Pulau Medang memiliki intensitas matahari yang cukup baik, sehingga berpotensi untuk dimanfaatkannya PLTS. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk dapat melistriki secara 24 jam ketiga sistem isolated tersebut adalah dengan membuat PLT Hibrid dari kedua sumber PLTD dan PLTS tersebut ditambah dengan Baterai. Pengoperasian PLT Hibrid ini disimulasikan menggunakan aplikasi HOMER PRO dengan masing-masing 3 skenario untuk masing-masing lokasi, yaitu kondisi saat ini, kondisi ketika PLTD dioperasikan 24 jam dan kondisi ketika PLT Hibrid beroperasi. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa pengoperasian PLT Hibrid menjadi opsi paling optimal dari segi biaya dibandingkan 2 skenario lainnya. Bersamaan dengan hal tersebut, pola operasi optimal dari pengoperasian PLT Hibrid dimana PLTS menjadi unit pembangkit dengan suplai terbesar dengan rincian sistem isolated Medang sebesar 55,60% dari total suplai per tahun, Sebotok 84,4% dari total suplai per tahun dan Labuan Aji sebesar 90,30% dari total suplai per tahun. Dengan rincian penghematan biaya yang diperoleh selama masa proyek 25 tahun antara lain untuk sistem isolated Medang senilai Rp 4,62 Milyar, Sebotok senilai Rp 5,12 Milyar dan Labuan Aji senilai Rp 6,48 Milyar. Kemudian dari sisi penggunaan bahan bakar (HSD) didapat penghematan biaya dari 3 lokasi tersebut adalah senilai $3,56 juta atau senilai Rp 52,36 Milyar.