MEMBANGUN SISTEM SINERGITAS DAN JEJARING AKTOR “KONSEP DALAM PENGELOLAAN HUTAN BERKELANJUTAN”

Penulis

  • Budi Utomo Universitas Teknologi Sumbawa
  • Chairul Hudaya Universitas Teknologi Sumbawa
  • Imam Yuliadi Universitas Teknologi Sumbawa

Kata Kunci:

Jejaring Aktor, Pengelolaan Hutan Berkelanjutan, Pentahelix, Perhutanan Sosial, Sinergitas

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sistem sinergitas dan jejaring aktor terhadap pengelolaan hutan berkelanjutan; dan untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam membangun sistem sinergitas dan jejaring aktor untuk mewujudkan pengelolaan hutan berkelanjutan. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan metode pengamatan, wawancara dan penyebaran kuisioner. Untuk mengetahui valid dan konsistennya data, peneliti menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Penilaian instrumen penelitian menggunakan rating scale. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah uji non-parametrik yang menggunakan uji korelasi Kendall’s Tau-b pada SPSS. Populasi berjumlah 107 orang dari kelompok tani hutan perhutanan sosial, yaitu KWTH Banda Sejahtera, KTH Tiu Dalap, KTH Ai Turang, KTH Meruga, dan KTH Mangrove Teluk Raya. Prosedur penentuan sampel dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling dengan rumus Slovin dan rumus Fraction Cluster dan berjumlah 85 orang. Berdasarkan analisis korelasi diperoleh nilai signifikan (2-tailed) adalah 0,00 untuk variabel sinergitas (X1) terhadap pengelolaan hutan berkelanjutan (Y) dan yaitu 0,651 dan nilai signifikan (2-tailed) yaitu 0,00 untuk variabel jejaring aktor (X2) terhadap pengelolaan hutan berkelanjutan (Y) pada taraf probabilitas 0,05 (5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai signifikan X1 dan X2 terhadap Y adalah 0,00 < 0,05, artinya terdapat hubungan sinergitas dan jejaring aktor terhadap pengelolaan hutan berkelanjutan. Untuk tingkat keeratannya diperoleh nilai r = 0,590 (sinergitas) dan 0,651 (jejaring aktor) artinya level interpelasi koefisien korelasi pengaruh sinergitas dan jejaring aktor terhadap pengelolaan hutan berkelanjutan adalah kuat, dengan mengacu pada interval koefisien 0,51 - 0,75. Dilihat dari arah hubungannya adalah positif, artinya bahwa sinergitas dan jejaring aktor adalah baik, maka pengelolaan hutan berkelanjutan akan semakin baik pula pengaruhnya. Berdasarkan hasil di atas, maka pengambilan keputusan Hipotesis alternatifnya (Ha) diterima, artinya terdapat pengaruh sinergitas dan jejaring aktor terhadap pengelolaan hutan berkelanjutan. Berdasarkan nilai dan koefisien penentu, besar pengaruh sinergitas dan jejaring aktor terhadap pengelolaan hutan berkelanjutan yaitu 34,81% dan 42,38%, sedangkan 22,81% merupakan faktor penghambat. Adapun faktor penghambatnya, yaitu 1) budaya musyawarah memudar; 2) Belum teralokasi Dana Desa untuk mewujudkan 20% bagi ketahanan pangan bidang kehutanan; 3) anggota kelompok perhutanan sosial kurang memahami manfaat wadah pemerhati lingkungan; 4) kelompok tani beranggapan mereka bukanlah ujung tombak kelestarian hutan; 5) kecenderungan menginginkan penguasaan lahan untuk penanaman palawija daripada dengan pola agroforestry.

Unduhan

Diterbitkan

2024-01-09

Cara Mengutip

Utomo, B., Hudaya, C., & Yuliadi, I. (2024). MEMBANGUN SISTEM SINERGITAS DAN JEJARING AKTOR “KONSEP DALAM PENGELOLAAN HUTAN BERKELANJUTAN”. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Inovasi, 7(001, January), 295–302. Diambil dari https://conference.uts.ac.id/index.php/SEMAI/article/view/1289

Terbitan

Bagian

Seminar Nasional

Kategori

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

<< < 1 2 3 4 > >> 
Loading...