MAKNA SIMBOLIK DALAM TRADISI TURIN TANA PADA BUDAYA SAMAWA DI DESA MARENTE KABUPATEN SUMBAWA

Authors

  • Aka Kurnia Universitas Teknologi Sumbawa
  • Sulung Wahyu Nengsi Universitas Tekonologi Sumbawa

Abstract

Indonesia telah melahirkan beragam kebudaya dan tradisi, peran masyarakat yaitu melestarikan dan mempertahankan kebudayaan yang berasal dari nenek moyang. Salah satu tradisi yang berada di desa Marente Kabupaten Sumbawa yaitu tradisi Turin Tana. Upacara ini merupakan suklus kelahiran, dilakukan pada anak yang berusia tujuh hari, untuk memperkenalkan dan menampakkan kaki bayi yang pertama kalinya pada tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui etnografi komunikasi dan makna yang tekandung dari simbol dalam pelaksanaan tradisi turin tana di desa Marente Kabupaten Sumbawa. Menyadari bahwa ritual sebagai salah satu cara dalam berkomunikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa makna yang terkandung dari symbol dalam prosesi turin tana yaitu loto kuning( beras kuning, loto lege (beras ketan), lotobiasa ( beras biasa), nyeruda ( kelap amuda), nyer uda ( kelap atua), kipping dan bete ( makanan khas sumbawa), gula mira ( gula merah), ramat ( jala), benang kejarum ( benang dan jarum), kere putih (kain putih)

Published

2024-01-22

How to Cite

Kurnia, A., & Nengsi, S. W. (2024). MAKNA SIMBOLIK DALAM TRADISI TURIN TANA PADA BUDAYA SAMAWA DI DESA MARENTE KABUPATEN SUMBAWA. Proceeding Of Student Conference, 2(6), 180–193. Retrieved from https://conference.uts.ac.id/index.php/Student/article/view/1015
Loading...